Pisang merupakan buah yang kaya akan kandungan berbagai macam vitamin dan baik untuk sistem pencernaan manusia.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki banyak varietas pisang. Ini dikarenakan panduan teknis budidaya pisang yang diterapkan oleh para petani pisang tidak terlalu sulit. Akan tetapi, dalam prosesnya perlu kesabaran dan ketelitian yang tinggi.
Panduan Budidaya Pisang Agar Hasil Maksimal
1. Persyaratan Tumbuh
Pisang adalah tanaman yang dapat tumbuh di daerah yang tropis. Oleh karena itu, ia harus dibudidayakan di tempat yang berlokasi khusus agar dapat tumbuh dengan baik.
Adapun persyaratannya adalah dibudidayakan di daerah dataran rendah ataupun dataran tinggi dengan maksimal hingga 1300 mdpl.
Sedangkan untuk curah hujan tahunan yang harus dipenuhi adalah 2500 mm dengan suhu 15-35 C. Untuk persyaratan tanah, hampir seluruh jenis tanah dapat ditanami pohon pisang.
Akan tetapi, jenis tanah yang sesuai adalah yang memiliki tekstur seperti aluvial yang memiliki kandungan kalsium dan bahan organik.
2. Proses Pembibitan
Bibit merupakan salah satu peran yang sangat penting dalam budidaya pisang. Agar pisang yang dihasilkan dalam kondisi yang baik, sebaiknya gunakan bibit yang bebas dari serangan penyakit.
Usahakan bibit tersebut berasal dari lembaga budidaya yang terpercaya dan merupakan varietas unggul. Perlu diketahui bahwa setidaknya terdapat 3 jenis bibit yang biasa digunakan, yaitu anakan, kultur jaringan dan bonggol.
3. Mempersiapkan Lahan
Panduan teknis budidaya pisang selanjutnya adalah mulai mempersiapkan lahan yang nantinya digunakan sebagai tempat budidaya.
Usahakan tempat tersebut sehat dan terbebas dari penyakit tumbuhan seperti Pseudomonas dan Fusarium. Apabila lahan tersebut sebelumnya pernah terjangkit penyakit tertentu, maka harus dilakukan pengendalian dan perawatan ekstra.
Mulailah dengan membersihkan lahan dari gulma dan bajaklah lahan tersebut hingga kedalaman sekitar 30-40 cm.
Jangan lupa untuk membuat bendengan yang memanjang sesuai dengan kondisi lahan. Biarkan lahan tersebut dan lakukan perawatan tanahnya dalam waktu 2-5 minggu.
4. Proses Penanaman
Setelah proses perawatan tanah selesai, mulailah dengan membuat lubang berukuran 50x50x50 cm. Perhatikan jarak antar lubangnya, jangan terlalu dekat dan jangan pula terlalu jauh.
Tanamkanlah bibit pisang tadi ke dalam lubang tersebut dan berilah pupuk kandang hingga 15 kg / lubang.
5. Tahap Pemeliharaan
Pada tahap ini terbagi atas beberapa proses pemeliharaan, diantaranya adalah pemupukan rutin, pengendalian hama, pembrongsongan pisang, pengendalian hama hingga penjarangan anakan.
Masing-masing proses dilakukan secara bergantian dan dilakukan secara rutin agar ketika panen nanti hasilnya akan baik.
Beberapa poin penting dalam proses pemeliharaan yang perlu diperhatikan lebih diantaranya adalah dalam proses pemupukan yang harus memerhatikan dosisnya.
Dosisnya harus sesuai dan tidak boleh kekurangan agar tidak mudah terserang penyakit. Disisi lain, pengendalian hama juga harus dilakukan secara rutin.
6. Tahap Pemanenan
Proses pemanenan tergantung dari jenis pisang yang sebelumnya Anda budidayakan. Ada juga faktor lain yang mempengaruhinya, diantaranya adalah target pasar dan distribusi.
Jika Anda bertujuan untuk mengekspor pisang tersebut, maka harus dipanen lebih cepat dibandingkan biasanya. Proses pemanenan tersebut tentunya meninjau dari kondisi kematangan pisang.
Disarankan untuk memanen pisang ketika tingkat kematangannya mencapai ¾ jika ingin dilakukan ekspor. Akan tetapi jika ingin dijual di pasar lokal, maka tingkat kematangannya setidaknya sempurna.
Adapun ciri pisang yang siap panen diantaranya bentuknya bulat, tidak memiliki lipatan sudut yang tajam. Warna kulitnya cenderung kuning, beberapa ada yang hijau muda.
Jika Anda mengikuti panduan teknis budidaya pisang di atas secara benar, maka hasilnya nanti akan baik. Dalam budidaya pisang, diperlukan persiapan maksimal agar tidak gagal di tengah jalan. Disisi lain, Anda harus memiliki kesabaran dan ketelitian ekstra.