Hobi Berkebun? Berikut Cara Membudidayakan Bengkoang Organik

Siapa tak tahu buah berwarna putih cenderung hambar ini? Ada cara budidaya bengkoang organik yang dapat Anda aplikasikan, jika Anda memiliki hobi berkebun.

Buah yang kaya manfaat ini tidak hanya dapat dikonsumsi, namun juga dapat menjadi salah satu bahan kecantikan yang alami tanpa pengawet.

Ada berbagai tahapan yang harus Anda lakukan untuk membudidayakan bengkoang sebagai buah kaya manfaat.

Berbagai tahapan tersebut terangkum dalam pembahasan di bawah ini. Mulai dari proses persiapan sampai panen, lengkap dapat Anda pelajari dari poin serta pembahasan di bawah ini:

Langkah-langkah Budiaya Bengkoang Organik

1. Mempersiapkan Benih Bengkoang

Hal pertama yang harus disiapkan untuk melakukan penanaman bengkoang adalah benih bengkoang itu sendiri.

Untuk mendapatkan benih ini Anda harus mengorbankan satu atau beberapa pohon bengkoang supaya polongnya dapat diambil. Biarkan saja pohon lainnya diperlakukan selayaknya hendak berbuah.

Bengkoang lainnya dibiarkan bertumbuh dan berbuah dengan cara dipangkas bunganya. Jika tanaman tidak dipangkas, umbi tidak akan keluar dan percuma saja Anda menanam bengkoang.

Konon, jika Anda berniat untuk stok benih, paling lama benih dapat bertahan selama kurang lebih satu tahun saja.

2. Mengolah Tanah dan Tanaman

Jika benih sudah didapatkan, selanjutnya Anda dapat mengolah tanah menjadi siap tanam dengan cara digemburkan terlebih dahulu.

Selanjutnya buatlah bedengan dengan tujuan drainase tanahnya supaya berjalan lancar. Atur jarak ke atas dan ke samping agar sistem panen dapat berlangsung dengan baik.

Biasanya, untuk lebar bedengan sepanjang 1 meter mengharuskan tinggi bedengannya sepanjang 20 sampai 25 cm.

Sementara untuk panjang bedengan disesuaikan dengan kontur lahannya saja. Jarak ideal dari satu bedengan dengan bedengan lainnya adalah sekitar 40 sampai 50 cm, lubang tanaman 5-7 cm.

3. Perawatan

Ketika tanah dan benih sudah dipersiapkan, Anda tinggal melanjutkan budidaya dengan merawat tanaman-tanaman bengkoang tersebut.

Kadar air yang mencukupi harus betul-betul Anda perhatikan di sini karena bengkoang bukan tipe tanaman yang dapat bertahan dengan kadar air pas-pasan.

Ketika musim penghujan, mungkin Anda tidak akan terlalu kesulitan untuk mengatasi perawatan pada kebun bengkoang.

Namun, yang perlu diperhatikan ialah ketika musim kemarau datang seyogyanya Anda sudah memikirkan dari mana sumber air yang akan dipergunakan untuk perawatan kebun.

4. Pengendalian Hama

Pengendalian hama juga merupakan hal penting karena seperti layaknya tanaman lain, bengkoang juga berpotensi untuk diserang oleh hama.

Hal yang mesti Anda perhatikan ketika memilih alat atau bahan untuk mengendalikan hama adalah kecocokan dengan kebun. Jangan sampai berakibat buruk saja.

Konon, bengkoang sebenarnya jarang sekali terdampak hama, namun Anda perlu waspada ketika muncul tanda-tanda tidak sehat.

Tanda-tanda tersebut, diantaranya muncul bercak daun, tungau daun berwarna merah, dan adanya kumbang yang dapat mengganggu fertilitas dari pohon bengkoang.

5. Panen

Ketika semua tahapan di atas sudah dilalui, selanjutnya Anda tinggal menunggu waktu panen di kemudian hari. Panen baru dapat dilakukan jika semua tahapan di atas sudah dilakukan dengan baik.

Ada istilah tangan dingin untuk orang-orang yang mahir berkebun, artinya Anda harus telaten agar tanaman tidak hanya tumbuh, namun juga dapat berkembang dengan baik.

Berbagai langkah di atas dapat Anda aplikasikan dan kemungkinannya dua hal, jika tidak berhasil berarti gagal.

Tidak perlu berkecil hati ketika gagal memanen, sebab waktu Anda untuk mencoba masih banyak. Selama semua hal yang dibutuhkan terpenuhi, budidaya bengkoang organik dapat dilaksanakan.

Loading...
Tweet
Share
0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You May Also Like