Cara Ternak Ayam Kampung

Cara Ternak Ayam Kampung Agar Sukses

Bisnis ayam kampung memang menjanjikan mengingat banyaknya pelaku usaha kuliner yang menggunakan ayam.

Selain itu, cara ternak ayam kampung juga tidak terlalu sulit jika sudah mengetahui teknik dan cara budidayanya. Lantas, bagaimana cara mengelola ayam kampung yang benar agar berhasil?

Tahap dan Persiapan Ternak Ayam Kampung

1. Mempersiapkan Kandang

Tahap awal dalam ternak ayam tidak lain adalah mempersiapkan tempat tinggalnya terlebih dahulu. Disarankan untuk membuat kandang ayam yang tidak terlalu jauh ataupun dekat dengan rumah.

Ini bertujuan untuk memudahkan Anda dalam memantaunya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam mempersiapkan kandang, ada banyak hal yang perlu diperhatikan.

Beberapa diantaranya adalah buatlah kandang dengan sistem tertutup dan berbahan bambu agar kokoh. Tinggi kandang disarankan berkisar 3 meter untuk mencegah ayam-ayam terbang ke luar.

Pastikan juga kandang tersebut rapat atau setidaknya tidak dapat dimasuki oleh hewan buas. Sebelum digunakan, pastikan kandang telah disterilkan terlebih dahulu.

2. Memilih Induk

Dalam memilih induk, pastikan induk ayam kampung tersebut merupakan varietas yang unggul. Unggul dalam arti dapat menghasilkan telur dalam jumlah yang banyak dan juga sehat.

Syarat untuk induk jantan adalah memiliki suara yang tegas, aktif bergerak, agresif dan tentunya tidak cacat.. Begitu juga dengan induk jantan, pilihlah yang memiliki warna indah, ukuran tubuh proporsional dan tentunya sehat.

3. Proses Mengawinkan Induk

Setelah memilih induk, maka tinggal melepaskannya di kandang selama beberapa hari. Biarkan mereka beradaptasi dengan lingkungan yang baru, nantinya perlahan akan terbiasa.

Agar proses perkawinan berhasil, jangan lupa untuk memberikan pakan secara teratur. Usahakan memberinya pakan 3 hari sekali.

Jika kebutuhan gizinya tercukupi dengan baik dan para induk sudah siap kawin, Anda tinggal menunggu waktunya saja.

Agar tidak bosan, Anda bisa mengkombinasikan atau mencampurkannya dengan yang lain seperti jagung dan sejenisnya. Salah satu tanda bahwa proses perkawinan berhasil adalah para betina yang kemudian menjadi lebih agresif dan sering lapar.

Jika sang betina terus berkokok, segeralah untuk memindahkannya ke tempat khusus agar telurnya tidak pecah.

Sementara di kandang khusus, tetap beri makan yang rutin dan dikombinasikan agar kebutuhan gizinya tercukupi. Banyak atau sedikitnya telur yang dihasilkan bisa tergantung dari kebutuhan gizinya.

4. Penetasan Telur

Proses penetasan telur ayam umumnya terbagi atas 2 macam, yaitu secara alami atau buatan. Penetasan secara alami cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan buatan.

Sebagian para peternak ayam kampung lebih sering menggunakan konsep buatan karena dapat menghemat waktu penetasan.

Jika menggunakan proses buatan, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Beberapa diantaranya adalah tempatkan telur di tempat khusus dan pertahankan suhunya. Jangan sampai suhunya menurun ataupun terlalu panas.

5. Merawat Anak Ayam

Setelah menetas dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah proses perawatan atau pemeliharaan.

Pada proses ini anak ayam diberikan pakan sesuai kebutuhan gizinya dan jangan lupa untuk divariasi juga. Ketika usianya masih 2 bulan kurang, tempatkanlah di kandang sendiri dan jangan dicampur ke kandang ayam dewasa.

Ini bertujuan agar makannya tidak direbut oleh ayam dewasa dan mencegah diserang oleh ayam yang usianya lebih tua. Namun, jika sudah berusia sekitar 3 bulan sudah boleh digabung dengan ayam yang dewasa.

Jika Anda sudah dengan benar menerapkan cara ternak ayam kampung di atas, maka ketika usianya mencapai 3 bulan sudah bisa dijual di pasar. Bahkan jika usianya masih anak-anak juga bisa dijual dengan harga yang menarik.

Loading...
Tweet
Share
0 Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You May Also Like